Entri Populer

PERASAAN

Perasaan

Perasan,
Kenapa kau begitu manja
Seluruh indraku melayanimu
Yang kau inginkan hanya nyaman
Yang kau inginkan hanya aman

Perasaan,
Kenapa kau begitu egois
Membuat seluruh indraku tak berdaya
Kau menolak apapun yang tak menyenangkanmu
Kau menolak apapun yang menyakitimu

Perasaan,
Kenapa kau begitu berkuasa
Seluruh ragaku tunduk patuh membelamu
Kau perkasa memerintahkan apa saja yang kau mau
Walau harus merenggut nyawaku

Perasaan,
Siapakah kau ini sebenarnya
Pikiranku tak berdaya memahamimu
Menggigil tubuhku, memanas darahku
Menguras keringat dan air mata
Tatkala aku tak kuasa memuaskanmu

Will

Will

Daily occurrence.
I often do, cleaning, tidying things which I thought was a good thing to do without being noticed by my children, until things pick up small pieces of glass, nails and other sharp objects are missing when they were swept.
I will of to make them safe, comfortable, not the slightest accident can disrupt their activities.
In reflection;
Are there other people who do things like that to me?, help and save me without pleas even without my knowledge.
What is most willing to do that also to me?

Maaf Aku Tidak Tahu

Maaf Aku tidak tahu

Dimanakah aku, siapakah aku ketika aku belum hidup, aku tidak tahu.
Kala aku hidup kenapa aku bisa tertidur dan terjaga, aku tidak tahu
Sukacita, dukacita, kenapa terjadi, sungguh aku tidak tahu.
Cinta membara, rasa ingin memiliki menggelora, kenapa dunia ini begitu menggoda, jawab nya pun, tetap saja aku tidak tahu.

Mau kemana aku, aku tidak tahu.
Masih jauhkah perjalanan hidupku, aku tidak tahu.
Aku hanya tahu alam rasa yang ingin selalu dimanjakan oleh akal pikiranku, selebihnya aku tidak tahu.
Alam rasa kah, alam pikiran kah yang akan abadi, atau semuanyaakan kembali
ke alam ketiadaan, aku tidak tahu.
Aku ikhlas kemana pun aku kembali,
karena aku tidak tahu

Maaf Aku Tidak Tahu

Maaf aku tidak tahu

Kutulis apa adanya karena memang aku tidak tahu.
Dari manakah aku, aku tidak tahu.
Mungkin dari tempat ketiadaan, apakah itu, dimanakah itu, aku tidak tahu.
Konon katanya aku pernah jadi juara mengalahkan saudara-saudara ku dari jutaan sperma bapak ku, belomba mempertaruhkan nyawa menggapai sel telur ibu ku; kejadian itu aku tidak tahu.

Aku menjelma menjadi janin manusia dalam rahim ibuku, aku tdak tahu.
Menerjang menendang perut bahkan jantung ibu ku, aku tidak tahu.
Terlahir sempurna ke dunia fana-pun, aku tetap tidak tahu.
Menangis, menjerit, meronta , aku tidak tahu.
Dibelai, ditimang, disayang, juga aku tidak tahu.
Aku menangis bukan karena tak tertahankan merasakan rasa sakit, aku tertawa bukan karena bahagia, tetapi itu semua karena aku tidak tahu.
Bahkan kenapa aku terlahirpun aku tidak tahu.

Bersambung.....